Manusia
dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk
kebudayaan, sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan
yang ada dalam diri manusia yaitu :
- Menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
- Menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
- Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
- Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
- Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
- Masa
vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
- Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
- Masa intelektual dari kira-kria
7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
- Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
- keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
- keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
- Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keuarga batih/inti anak-anak perempuan
- Fungsi biologis
- Fungsi Pemeliharaan
- Fungsi Ekonomi
- Fungsi Keagamaan
- Fungsi Sosial
- Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
- Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Kesemua itu dapat terlihat dari
reaksi yang diberikan manusia terhadap alam yang kadang kejam dan ramah kepada
mereka. Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup
menyendiri. Ia merupakan “Soon
Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi.
Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia,
kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga,
dan masyarakat.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya
yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan
untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
Dalam
pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah
lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku
umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan
juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Perkembangan
manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan
lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan
keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Menurut para ahli yang
menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah
proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian.
Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian.
Bagian-bagian
ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu
pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang
secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau
empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman
dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan:
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan
psikologi
Pada masa vital ini individu menggunakan
fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. meurut
Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena
mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidak nikmatan. Pada tahun kedua anak belajar berjalan, dan dengan
berjalan itu anak mulai pula belajar menguasai ruang. Di samping itu terjadi
pembiasaan tahu akan kebersihan. Melalui tahu akan kebersihan itu anak belajar
mengontrol impuls-impuls yang datang dari dalam dirinya.
Masa estetik ini dianggap sebagai masa
pertumbuhan arasa keindahan. sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa
ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini
pula tampak muncuk gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara 3 tahun sampai
umur 5 tahun. Anak sering
menentang kehendak orang atau, kadang
sampai menggunakan kata – kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang
dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Ada beberapa sifat khas pada anak-anak
masa ini antara lain :
a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan
jasmani dengan prestasi sekolah
b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang
tradisional
c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
d. Kalau tidak dapat menyelesaikan ssesuatu soal maka soal
itu dianggap tidak penting
e. Senang membandingkan dirinya dengan anak lain
f. Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang
konkrit
g. Amat realistik ingin tahu, ingin belajar
h. Gemar membentuk kelompok sebaya
KELUARGA
DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Keluarga
adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok
kecil dalam masyarakat. Kelompok
ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan
sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbagai
macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat
keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan
tentang konsep keluarga .
1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena
ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakat suami dan istri adalah
perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah
(umumnya) dan kadang-karang adopsi.
2. para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama
dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga (household),
kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa
anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
3. Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi,
yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak
perempuan
4. Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang
sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Dalam
bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan
seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah,
biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti. Emile Durkheim
mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a
la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini
muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy,
terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering
juga disebut keluarga batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3
macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
Emilie Durkheim mengemukakan
tentang sosoiologi kelaurga dalam karyanya “Introduction a la sosiologi de la
familie”. bersumber dari karya Emilie inilah muncul istilah keluarga konjugal. Keluarga
conjugal adalah keluarga dalam perkawinan monogamy,terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anak. Keluarga konjugal sering juga disebut keluarga inti atau keluarga
batih, untuk membedakannya dengan keluarga inti atau konsanguin. Contoh:
keuarga besar (konsanguin) dalam lingkungan bangsa Indonesia antara lain
terdapat pada keluarga suku batak. Kelaurg asuku batak terhimpun berdasarkan
pada garis marga, misalnya maraga harahap, Nasution, simbolon, atau simanjuntak
Macam-macam fungsi keluarga adalah:
MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI KEHIDUPAN
MANUSIA
Masyarakat adalah suatu istilah
yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, ada masyarakat kota, masyarakat
desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahas Inggris dipakai istilah
society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan” istilah
masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti “
ikut serta, berpartisipasi”
Peter L Berger, seorang
ahlisosiologi memberikan definisi masyarakat sebagai beriktu : “ masyarakat
merupakan suatu keseluruhan komplkes hubungan manusia yang luas sifatnya.”.
Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan
manusia atau kesatuan hidup manusiayang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan
menjadi :
Pemuda
dan Sosialisasi
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di
Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan
kesempatan pendidikan.
Pemuda
Indonesia
Pemuda
dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini
sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda
diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda
Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 – 1 tahun
Masa anak : 1 – 12 tahun
Masa Puber : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau
fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian
sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan
dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia
0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas
dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang
telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta
Dilihat dari segi
ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun,
karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda
berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri
atas 3 katagori yaitu :
1.
Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku
sekolah
2.
Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan
tinggi dan akademi
3.
Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi
yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Sosialisasi
Pemuda
Melalui proses
sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan
kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan
dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana
ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Kesadaran
terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai
kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
1.
Dalam
proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara
orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai,
tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi
dandapt dipercaya
2.
Dalam
proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan
mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh
penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan
ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
INTERNALISASI,
BELAJAR DAN SPESIALISASI
Ketiga kata atau
istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses
berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah internasilasasi
lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma
tersebut.
Studikasus
MASALAH
ANTAR KELOMPOK
Pada waktu sekarang ini tentunya sudah
tidak asing lagi dengan perilaku tawuran yang dilakukan oleh berbagai suporter
di kancah liga super indonesia. Bahkan tawuran seperti ini tidak jarang
mengakibatkan luka-luka hingga berujung pada kematian. Tawuran ini sangat mudah
dipicu dengan saling olok-mengolok antar suporter, tensi pertandingan,
kepemimpinan wasit, dan masih banyak pemicu lainnya. Pemicu inilah yang
memudahkan munculnya tawuran antar suporter yang merasa geram, tidak terima,
ataupun kesal terhadap suporter lawan. Lokasi tawuran sendiri sering juga
terjadi dikota-kota besar di indonesia, khususnya daerah barat indonesia.
Hal ini senada dengan seringnya
pertandingan-pertandingan klub elit di indonesia. Klub elit inilah yang
memiliki suatu magnet yang luar biasa dalam mendatangkan keuntungan bagi pihak
penyelenggara tetapi juga mendatangkan kerusakan di daerah kota akibat tawuran.
Fanatisme dalam persepakbolaan di indonesia memang sangat berlebihan dan
bersifat lokal bukan secara universal. Inilah yang dapat mengakibatkan
munculnya permusuhan antara pendukung tim satu dengan tim yang lain. Berbeda
dengan liga eropa seperti halnya inggris. Fanatisme lebih bersifat universal
akibat meratanya pemain tim nasional inggris diberbagai klub liga inggris, dan
juga di dukung dengan prestasi yang diraih oleh tim nasional mereka.
Jika tim nasional indonesia memiliki reputasi yang
baik di kancah internasional maka fanatisme lokal akan berubah menjadi
fanatisme universal, akibat meratanya pemain tim nasional yang mereka
gandrungi. Sehingga sehingga pemain Medan dianggap juga milik orang Surabaya,
pemain Surabaya jadi milik orang Makassar, dan seterusnya.Kefanatikan lokal
dapat membuat suatu kelompok menjadi sangat solid kerena mereka mempunyai
keterikatan bersama sehingga sikap imitasi dari sebagian besar anggota suporter
yang masih remaja ini dikhawatirkan memicu problem sosial yang lebih serius.
Mungkin awalnya hanya senang, namun selanjutnya memberi contoh sehingga ikut
senang merusak.
OPINI
Sikap seperti inilah yang seharusnya
tidak dilakukan oleh para supporter Indonesia.Terlalu arogan,tidak memiliki
sportivitas,serta tidak memiliki rasa memiliki antar setiap tim.Jika seperti
ini terus, kapan persepakbolaan Indonesia bisa maju ?.Seharusnya kita berkaca
pada tim-tim diluar sana, yang menjunjung tinggi sportivitas,dan memiliki rasa
kebersamaan,sehingga untuk terjadi konflik akan sangat minim sekali.Sebenarnya
tidak sulit untuk melakukan semua hal itu, tapi sekali lagi, perlunya dukungan
dari berbagai pihak sangat mendukung agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak
terjadi, tidak hanya dalam hal sepakbola, tapi dalam segala hal aspek
kemasyarakatan.
sumber:
- http://www.psikologizone.com/konformitas-dalam-perilaku-tawuran-supporter-sepak-bola
- http://mohamadikhsanfadzilah.blogspot.com/2010/10/bab-3-individu-keluarga-dan-masyarakat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar